Ngomongin mahasiswa gak bakal ada habisnya. Eksistensi mereka dari waktu ke waktu kian kentara. Perubahan jaman semakin mengukuhkan perbedaan generasi mereka dari tahun ketahun. Berikut beberapa perbedaan mahasiswa
dulu dan sekarang.
Namun seblum kita bahas lebih lanjut, ada baiknya
kita perjelas dahulu yang dimaksud dengan mahasiswa dulu dan sekarang.
Mahasiswa yang belum begitu mengenal sosmed dan segala macam
bentuk digitalisasi, mereka merupakan mahasiswa jaman dulu, dan mahasiswa yang
sudah mulai merasakan digitalisasi
mereka termasuk mahasiswa jaman sekarang (jaman now).
Oke, lets check it out perbedaan mahasiswa
dulu dan sekarang!
1. Penampilan
Jika dilihat dari penapilan, penampilan mahasiswa
sekarang tentunya lebih komplit dibanding mahasiswa dulu. Mereka telah difasilitasi berbagai aksesoris
dengan gaya yang sangat beragam. Namun, sayangnya
terkadang mahasiswa sekarang tidak mengerti dan belum bisa
membedakan penampilan kuliah dan penampilan untuk pergi main.
Jika dilihat
dari tasnya, mereka lebih sering membawa tas kecil, bahkan terkadang buku pun
tak muat karena saking kecilnya. Buku-buku mereka sudah terganti oleh smartphone, sedangkan penanya berubah warna menjadi merah, dan bukan untuk mewarnai kertas lagi tapi mewarnai bibir.
Bagi mahasiswa jaman
sekarang, Korean wave tak lagi dimaknai sebatas drama
korea, segala macam make up ala Korea juga ikut
digandrungi. Banyak mahasiswa perempuan menggunakan make up Korea yang sebenarnya tidak tipis jika digunakan oleh
mereka. Berbeda jika melihat
artis-artis Korea dilayar kaca yang terlihat natural ketika menggunakan make up
tersebut. Banyak mahasiswa yang ber-make up tebal, alis, bedak, lipstik
diaplikasikan seterang mungkin. Ulala.. Kalau make up-nya dihapus,
mungkin yang tidak terbiasa melihat tanpa make up, akan pangling.
Bagaimana dengan
mahasiswa jaman dulu? Mahasiswa jaman dulu juga ada yang ber-make up, tapi
jumlahnya tidak sebanyak jaman sekarang.
Nah, kalau mahasiswa laki-laki jaman now suka pake kemeja yang dibiarkan tidak terkancing dengan kaos polos di dalamnya. Hm, bener-bener santai ya. Sedangkan mahasiswa dulu lebih suka dan merasa keren kalau memakai vest (rompi) atau kemeja. Mahasiswa dulu banyak yang berpenampilan benar-benar seperti hendak pergi kuliah, menggendong tas ransel dan menenteng buku, walaupun bukunya gak banyak juga sih. Hehe.. Paling tidak, itu modal bagi mereka agar terlihat seperti hendak pergi kuliah.
Nah, kalau mahasiswa laki-laki jaman now suka pake kemeja yang dibiarkan tidak terkancing dengan kaos polos di dalamnya. Hm, bener-bener santai ya. Sedangkan mahasiswa dulu lebih suka dan merasa keren kalau memakai vest (rompi) atau kemeja. Mahasiswa dulu banyak yang berpenampilan benar-benar seperti hendak pergi kuliah, menggendong tas ransel dan menenteng buku, walaupun bukunya gak banyak juga sih. Hehe.. Paling tidak, itu modal bagi mereka agar terlihat seperti hendak pergi kuliah.
2. Materi Kuliah
Mahasiswa jaman now hanya perlu android
untuk foto materi kuliah yang diberikan dosen. Atau flasdisk untuk menyimpan
materi dari dosen. Sedangkan, mahasiswa dulu butuh bolpoin dan buku untuk
mencatat materi kuliah.
Sejauh yg sy tahu, mencatat materi kuliah lebih efektif untuk meningkatkan daya ingat dibandingkan hanya memfoto materi. Dengan mencatat kita bisa kembali mencerna materi, jika ada materi yang terlewat atau tidak kita pahami, kita bisa langsung menanyakannya pada dosen yang bersangkutan pd saat kelas berlangsung.
Kegiatan di kelas bisa jadi lebih efektif bukan?
Sejauh yg sy tahu, mencatat materi kuliah lebih efektif untuk meningkatkan daya ingat dibandingkan hanya memfoto materi. Dengan mencatat kita bisa kembali mencerna materi, jika ada materi yang terlewat atau tidak kita pahami, kita bisa langsung menanyakannya pada dosen yang bersangkutan pd saat kelas berlangsung.
Kegiatan di kelas bisa jadi lebih efektif bukan?
3. Pergi ke Perpus
Mahasiswa sekarang lebih suka mengerjakan tugas
di caffe dan mencari referensi via google. Berbeda dengan mahasiswa dulu yang
masih menjadikan perpus sebagai tempat utama mengerjakan tugas dan mencari
referensi. Sehingga, dulu perpus relatif ramai dengan mahasiswa.
Saat ini, perpus hanya diramaikan mahasiswa tingkat akhir. Mahasiswa jaman now sering beralasan jika caffe lebih nyaman dibandingkan perpus dan beberapa perpus juga tidak memiliki buku-buku terupdate. Hm.... Sedih juga ya, kalau punya perpus kurang update.
Saat ini, perpus hanya diramaikan mahasiswa tingkat akhir. Mahasiswa jaman now sering beralasan jika caffe lebih nyaman dibandingkan perpus dan beberapa perpus juga tidak memiliki buku-buku terupdate. Hm.... Sedih juga ya, kalau punya perpus kurang update.
4. Bertemu Dosen
Mahasiswa sekarang jarang menunggu dosen
dalam waktu yang lama. Kecanggihan alat komunikasi bisa membantu mahasiswa
update posisi dan keberadaan sang dosen. Dosen sedang berada di rumah, di luar kota, atau bahkan di luar negeri, mudah bagi mahasiswa untuk mengetahuinya, salah satunya
dengan melihat status dosen di sosmed. Karena dosen jaman sekarang suka upload berbagai kegiatannya di sosmed.
Sedangkan mahasiswa dulu cenderung sulit bertemu dengan dosen. Mereka bisa menunggu di lobi selama berjam-jam dan terkadang setelah menunggu cukup lama mahasiswa tidak dapat bertemu dengan dosen yang bersangkutan. Nasib.. Nasib...
Sedangkan mahasiswa dulu cenderung sulit bertemu dengan dosen. Mereka bisa menunggu di lobi selama berjam-jam dan terkadang setelah menunggu cukup lama mahasiswa tidak dapat bertemu dengan dosen yang bersangkutan. Nasib.. Nasib...
5. Tanya dosen via WA
Mahasiswa sekarang tidak perlu membeli pulsa untuk
menelpon dosennya. Cukup berbekal signal wifi, mahasiswa bisa bertanya kepada
dosen via WA, line, BBM, dsb. Bahkan untuk sekedar bertanya “Mb, lagi dimana?” hm
.. sy pernah mendapatkan pertanyaan semacam ini dari mahasiswa. Sebenarnya, pertanyaan seperti ini kurang sopan jika ditanyakan oleh mahasiswa kepada dosennya. Kecuali untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan kuliah. Kalau mahasiswa bertanya sesantai itu kepada dosennya, apa beda dosen dan temannya y. Ia anggap dosen sebagai teman, lalu teman mau dianggap apa? Fiuh.. Sebaiknya memperlakukan orang lain sesuai posisinya.
.. sy pernah mendapatkan pertanyaan semacam ini dari mahasiswa. Sebenarnya, pertanyaan seperti ini kurang sopan jika ditanyakan oleh mahasiswa kepada dosennya. Kecuali untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan kuliah. Kalau mahasiswa bertanya sesantai itu kepada dosennya, apa beda dosen dan temannya y. Ia anggap dosen sebagai teman, lalu teman mau dianggap apa? Fiuh.. Sebaiknya memperlakukan orang lain sesuai posisinya.
Berbeda dengan mahasiswa jaman dulu yang cenderung
takut bertanya pada dosen. Mereka akan menggunakan kata pembuka yang sangat
panjang, mulai dari salam pembuka, permohonan maaf, perkenalan, maksud dan
tujuan, baru pertanyaan, dan salam penutup. Dan ketika dosen membalas hanya dengan satu kata “Ya”, hidup serasa lancar tanpa halangan. Haha...
5. Virtual Class
Mahasiswa dulu masih sulit bertemu dengan
dosen. Jika dosen sedang ada agenda di luar kampus, dosen bisa meninggalkan
kelas dalam waktu yang lama. Alhasil,
kuliah hanya berlangsung 4 pertemua dari total 16 pertemuan, wkwkwkwk. Jaman sekarang
sudah banyak kampus yang memfasilitasi kelas virtual yang memungkinkan mahasiwa
dan dosen tidak harus bertemu langsung di ruangan. Bahkan dosen-dosen kreatif menggunakan
sosmed seperti live instagram untuk memberikan materi kuliah saat yang bersangkutan tidak dapat hadir di kelas.
6. Kegiatan Sosial dan Organisasi
Mahasiswa dulu begitu kritis dan heroik. Keberanian mereka sampai bisa menumbangkan presiden tahun 1998. Dan sepertinya sangat berbeda dengan mahasiswa sekarang yang tidak kritis serta mudah sekali termakan berita hoax. Banyaknya sumber informasi belum bisa membuat mahasiswa lebih waspada. Alih-alih hati-hati dengan berita hoax, mereka lebih sering malas mengklarifikasi berita tersebut.
Ketika mahasiswa jaman dulu hanya memiliki 3 pilihan kegiatan, kampus-pulang-kampus-pulang (kupu-kupu), kampus-oraganisasi, dan kampus-kerjaan. Banyak mahasiswa sekarang yang memiliki kegiatan selain 3 hal itu, seperti update status, berfoto untuk update instagram, jalan-jalan ke tempat yang sedang hits, atau makan-makanan yang sedang hits.
Perubahan yang terjadai pada mahasiswa dapat berbentuk positif
atau negatif. Dan yang disebutkan di atas tidak berlaku secara umum. Kemudahan era digitalisasi sebaiknya dapat disikapi bijak oleh
mahasiswa sekarang. Jangan karena berbagai kemudahan di era digital, mahasiswa
sekarang jadi malas dan tidak mau berjuang untuk belajar. Sebaliknya, prestasi
mahasiswa sekarang seharusnya lebih melejit karena pemenuhan tekhnologi yang semakin canggih, dibandingkan mahasiswa jaman dulu yang masih
serba terbatas.
Sekian, 6 hal yang bisa dipahami sebagai bentuk perubahan mahasiswa dulu dan sekarang. Salam untuk semua
mahasiswa jaman now.... Bye, bye..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar