Hellooo guys..
Ini pengalaman gua berkunjung ke kota Ho Chi
Minh. Ho Chi Minh adalah salah satu kota di Vietnam, nama Ho Chi Minh sendiri merupakan
nama seorang pahlawan. Kalau di Indonesia kita kenal dengan Soekarno, bapak
proklamator Indonesia, kalau masyarakat Vietnam kenal banget dengan Ho Chi
Minh. Kalau di Indonesia Soekarno tidak dijadikan nama kota berbeda dengan
Vietnam yang punya Ho Chi Minh City. Hehe
Kalau banyak yang cerita di blog tentang pengalaman buruk mereka
traveling di Vietnam, gua justru sebaliknya. Gua sangat menikmati perjalanan
keliling kota Ho Chi Minh bertemu dengan masyarakatnya yang ramah.
Perjalanan gua sebenarnya merupakan rangkaian acara fun camp
di Ho Chi Minh dan Bangkok. Lumayan, sekali berangkat dua negara terlampaui.
Namun, kali ini gue akan bahas tour keliling kota ini. Keseluruhan acara fun
camp akan gue bahas kemudian.
Di Ho Chi Minh, gue tinggal di sebuah hostel. Lumayan nyaman
dan rapih tempatnya, bersebelahan dengan Ho Chi Minh City University of Social Sciences
and Humanities. Menurut gue orang Vietnam itu ramah. Untuk pertama kalinya gua
makan di sana, di rumah makan sekelas rumah makan padang. Gue dan temen-temen
bener-bener dijamu dan diperlakukan dengan sangat baik. Pelayannya sigap
dan sangat menghormati tamu apalagi tamu asing. Managernya ramah dan sering tanya apa yang
kurang dari masakan mereka dan makanan apa yang kami inginkan setelah ini. Gue
dan temen-temen pasti sarapan dan makan malam di sana. Tiga hari kami lalui di Vietnam membuat kami kangen
masakan Indonesia. Dan they tried to cook Indonesia food, buat ngilangin rasa
kangen kami. Oh...nice...
Tahun 2012 gua berkunjung ke Saigon (nama provinsi sebelum
berganti menjadi kota Ho Chi Minh). Mungkin belum banyak touris berhijab
berkunjung ke distrik ini. Can u guess what did happen? Kami menjadi pusat
perhatian. Kami berlima wanita berhijab berjalan di pinggiran jalanan kota and
most people looked at us. Hohoho... Kami gak dikira teroris, ekstrimis, dan lain-lain kog, mungkin mereka hanya belum terbiasa melihat wanita berhijab di sana. Kebanyakan
dari mereka mengira kami dari Malaysia. Mereka tahu di Malaysia banyak wanita
berhijab karenanya mereka mengira kami dari Malaysia. Oh ya, terakhir di sana gua baru tahu kalau
ada lorong Malaysia dekat pasar malam. Banyak orang Malaysia berjualan di
sini. Biasa turis-turis datang ke pasar
malam ini untuk belanja souvenir. Kami ngobrol dengan Cici atau koko penjual
souvenir. Kami beri tahu mereka kalau kami datang dari Indonesia dan mereka
interested.
Di Ho Chi Minh rumah makan halal belum terlalu banyak pada
saat itu. Gua jadi vegetarian untuk sementara waktu. Beberapa kali sempet nemu
resto Arab, itu jadi target tempat makan kami. Tapi kalau gak nemu, yah apapun
jadi lah. Kami udah jelasin ke mereka, kalau kami gak bisa makan ‘thịt
lợn’
atau bahasa bulenya ‘pork’ dan apapun yang berhubungan dengan itu. Selain itu,
gua juga gak makan daging seperti biasanya.
Hari pertama tour, kami diajak mengunjungi gereja Saigon
Notre Dame Cathedral Basilica. Gereja ini punya gaya arsitektur super kuno.
Begitu klaimnya. Tidak hanya dijadikan tempat ibadah tetapi gereja ini juga
dijadikan tempat wisata. Banyak turis yang masuk gereja hanya untuk melihat
interior bangunan. Sayang, gua gak bisa masuk karena pada saat itu gereja masih
digunakan untuk ibadah.
![]() |
Saigon Notre Dame Cathedral Basilica |
Setelah puas berfoto, kami melanjutkan perjalanan ke kantor
pos Ho Chi Minh. Ada banyak souvenir lucu-lucu yang bisa dibeli di kantor pos
ini.
Perjalanan dilanjutkan ke Independent Palace atau dikenal
juga dengan nama Reunification Palace. Independent Palace merupakan rumah
tempat tinggal presiden Nguyen Van Thieu selama perang Vietnam. Bangunan ini
dulu bernama Norodom Palace. Setelah kolonial Prancis mengokupasi 6 provinsi di
Vietnam Selatan, bangunan ini digunakan oleh pemerintahan Prancis sebagai
kantor dan tempat tinggal. Puluhan tahun kemudian pemerintah kolonial Jepang
menjadikannya sebagai markas besar.
Setelah perang Vietnam, bangunan ini berganti nama menjadi Reunification
Hall.
![]() |
Reunification Hall |
Hari kedua tour, kami diajak mengunjungi Chu Chi Tunnels.
Yupz, tempat ini menjadi saksi bisu keganasan perang Vietnam. How could Vietnam
soldiers safe from U.S booming? Jawabannya, dengan nyumput di tunnel ini.
Tunnel atau terowongan berfungsi sebagai jalur pasukan Vietnam, jalur
komunikasi, dan jalur suplai makanan dan peralatan perang. Trowongan ini bukan
sembarang trowongan lho, saat perang, orang Vietnam makan, tidur, dan membuat
strategi perang di sini. Panjang trowongan ini sekitar 250 km.
![]() |
Chu Chi Tunnels |
![]() |
Banker ala orang Vietnam |
Selain trowongan, mereka juga membuat jebakan-jebakan
perang.
![]() |
see-saw trap |
That was amazing bisa lihat langsung tempat perang Vietnam. Kebayang,
bagaimana dulu gentingnya keadaan di Vietnam karena terus menerus diserang
Amerika. Pasti banyak korban berjatuhan dari masyarakat sipil yang tidak
berdosa. Sekarang tempat ini jadi saksi sejarah perang besar Amerika di Asia.
Di Chu Chi Tunnel kami disuguhi makanan ala tentara Vietnam,
singkong rebus dicocol kacang tumbuk yang dicampur gula. Biasa gua di Indonesia
makan singkong rebus pakai sambel terasi, di Vietnam sensasinya lain, lebih, ehm.. Hahaha,
lebay gua mah, padahal cuma singkong.
Terakhir, kami diajak wisata religi. Menurut guide, kami
akan diajak berkunjung ke tempat salah satu agama baru. Cao Dai Temple adalah pusat
kepercayaan Cao Dai. Agama yang menggabungkan tiga ajaran Taoism, Kristen, dan
Buddhism, serta beberapa elemen Islam. Hm, really?
Kalau menurut tulisan di tempat tersebut menyebutnya Three
Saint, tiga aliansi antara Tuhan dan Manusia (Moses dan Kristus). Kedua ajaran
tersebut memberikan pengaruh besar pada kepercayaan Cao Dai. Menurut gosip yang
beredar Islam juga memberi pengaruh pada agama tersebut. But, sorry, I didn’t find anything
in that place identified as Islam. Owh?????
![]() |
Cao Dai Temple |
Sebelum pulang kami diajak untuk melihat sebuah industri rumahan
yang cukup besar memberdayakan orang-orang difabel. Hasil kerajinannya berupa
lukisan, meja, kursi, guci dan lain-lain. Wah, kreatif ya.
Itu tadi cerita wisata di Ho Chi Minh, tertarik untuk mengunjunginya?
Semoga artikel ini bermanfaat.
Bye bye...
Bye bye...
Asik nih baca kisah travelingnya.memang agak repot ya kalo sudah urusan makanan kalo lagi jalan di luar negri.hampir kebanyakan kagak boleh,bukan cuma makanan,permen,coklat saja bbrp minumanpun haram utk muslim.gelatin yg terbuat dari unsur semua hewani tak hanya pork membuat kita harus nahan wisata kuliner di daerah setempat,ngences deh hahaha..ini ala backpackeran atau pakai jasa travel?
BalasHapusIya mb Lela, seringkali temen2 jd ikut repot krn aku memaksa untuk tdk makan daging selain di rumah makan halal. Alhasil mereka jd ikutan nahan lapar demi dpt resto halal. Walaupun akhirnya tetep makan dimanapun krn jarang tempat makan halal. Fiuuhh.. Snack, permen, dsb yg berbahan daging g kubeli. Hehehe. Beberapa org berfikir, liburan macam apa ini, wkwkwk, but i enjoyed it. Banyak hal baru yg amazing yg bisa dipelajari. Waktu itu, sy bareng temen2 student exchange jd volunteer ngajar bahasa Indonesia di Universitas SSH Ho Chi Minh. Ada guidenya. Klw backpacker masih takut sy mb. Jauh soalnya, kecuali di Malaysia or Singapora yg lebih deket.hihihi.. Hayuh mb backpacker ke singapura
Hapusmantap juga bisa sampai ke ho chi minh di vietnam. Selama ini hanya tau vietnam dari cerita masa perangnya dulu, ternyata banyak juga tempat wisatanya ya
BalasHapusIya mas usmar, ayo k ho chi minh belajar banyak tentang sejarah di sana.. :)
HapusWeww! Mendunia travelingnya����
BalasHapusHihihi.. Lumayan mb buar open minded..
HapusWah, jadi pengen banget ke bungker nya... ngeri gak yah? hehe saya ada bungker di Tarakan saja gak berani masuk... mungkin takut tempat yang sempit-sempit ya.. ah kapan bisa ke Ho Chi Min City.. ya... Indonesia saja belum semua di datangi
BalasHapuskeren mbak tety travelingnya dah ke luar negeri, aku mah traveling ke yang lokalan aja belum semuanya ke rambah,, tapi semoga next time pengen juga traveling ke luar negeri hehe
BalasHapusKeren wisatanya ke lusr negeri. Ternyata Vietnam cukup indah juga buat dinikmati.
BalasHapusSerem jebakan perangnya. Meski kadang nonton di film-film, tapi cerita asli perang Vietnamnya pasti lebih wow.
BalasHapus